Jumat, 27 November 2009

Kepak Kepak Burung di Sayatan Rindu

sore itu…
diantara sayup senja…
kepak-kepak burung nampak…
matahari kembali keperaduan..
menyisakan baret-baret kemerahan dicakrawala…
ingatanku kembali pada seseorang nun jauh disana..
seseorang yang buatku berkecipak…
buatku terlena dalam kata-kata yang dalam…
hingga berandai tuk hempas semua badai dengannya…
disini…diantara silang kenangan berganti…
aku mengingatnya..merindukannya…
berharap dapat hilangkan jarak yang membentang..
hingga isa kaki ini melangkah tuk sapa dirinya..
ntah sudah brapa ribu detik tak kudapat kabarnya..
aku hanya mematung diantara pikiran-pikiran aneh…
yang makin lama makin tengelamkanku dalam keraguan..
kepak-kepak burung nampak...
hah..andai ku burung itu..
mungkin kusekarang tlah bertenger dihalaman rumahnya..
menunggunya keluar dan sadari hadirku..
bertapa sangat ingin ku ungkapkan rinduku yang menyiksa..
cinta yang membelengu…
heh,tau apakah diri ini tentang cinta…
menelaah apa itu cinta saja rasanya sulit..
cinta itu absurd…
tapi aku tak salah bila ku ucap itu..
toh diri ini hanya manusia biasa yang mencoba menerka hidup..
hah..kuhela nafasku pelan-pelan…
patutkah ku merindukannya?
sedangkan aku tak tau apa dia merindukanku..
patutkah ku percaya padanya?
sedangkan akupun tak tau apa yang dilakukanya disana,dekatpun tidak..
hah cinta itu memang gila…
efeknya lebih dahsyat daripada tsunami…
dia seperti gelombang tsunami itu..
buatku terombang ambing dalam kerinduan yang tak berarah…
disini…diantara silang kenangan berganti…
ingin kuurai rinduku jadi kata-kata indah…
ingin kubagi bersamanya…
tapi tangan kelu…
tak mampu menyihir untaian kata jadi oktaf mutiara..
tapi hanya ucapan sederhana yang mampu kukatakan untuknya..
“kuharap benar adanya yang kau ucap untukku..”
“kuharap percayai aku diantara jarak ini..”
“kuharap yakinlah dirimu..”
“bahwa disini,kumerindukanmu..menjaga semua titipanmu..”
“kumenyayangimu ntah seperti apakah dirimu…”
“kuharap yakinkan diriku ini…”
“bahwa kau begitu pula pada diriku…”
“kuharap jangan jadi racun dalam diriku yang kelak hancur leburkan diriku..”
“disana..dengarkah kau..kumerindukanmu..? sungguh sungguh merindukanmu..”

0 komentar:

Posting Komentar